POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Meskipun memiliki jam kerja sama namun nasib berbeda. Hal itu dikatakan sejumlah guru honorer di Pamekasan, saat wadul ke Legislatif, Senin, (04/05/2020).
Mereka ditemui langsung oleh Pembina guru Honorer sekaligus Anggota Fraksi Demokrat DPRD Pamekasan, Ismail.
Dijelaskan Ismail, kondisi para guru honorer non k-2 di Pamekasan sangat memperihatinkan. Pasalnya, dengan tunjangan yang didapat dari sekolah, terkesan sangat terbatas. Mereka hanya mendapatkan gaji bulan di kisaran 150-200 ribu rupiah.
“Bayangkan hanya dibayar ada yang 200, ada yang 300 setiap bulan. Sebagian ada juga yang sudah 2 bulan belum dibayar, kan kasihan,” Ujar Ismail.
Sementara dampak Covid-19 para guru honorer tersebut harus membeli pulsa agar bisa melakukan pengajaran online terhadap muridnya. Gaji bulanan para guru non-K2 itu juga hanya cukup untuk membeli pulsa agar bisa mengajar via daring.
“Kita kan denger sendiri tadi, setiap harinya harus membuat laporan, harus ini, itu, beli pulsa dan segala macam, sementara honor yang dari sekolah belum,” lanjutnya.
Karena itu, Ismail menyarankan agar Pemkab Pamekasan bisa memperhatikan nasib guru honorer tersebut. Selama masa pandemi, Ia mengusulkan agar para guru tersebut bisa mendapatkan insentif khusus dari Pemkab setempat.
“Kasian sekali kan mereka, mereka kerjanya sama, dari jam 7 sampai jam 1, tetapi apa yang didapatkan mereka tidak cukup untuk kebutuhan. Jangan kan keinginan, untuk kebutuhan saja tidak cukup,” tegas Ismail, di hadapan wartawan.
“Jadi, ini murni karena keprihatinan, sebab kalau ada apa-apa mereka pasti larinya ke saya,” pungkasnya. (sib/ah)