POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Begitu kalimat yang terlontar dari Kepala Seksi (Kas) Intelijen Kejaksaan Negeri (Kejari) Pamekasan Ardian Junaedi, saat pojoksuramadu.com bertemu di ruang kerjanya, Rabu (29/12/2021) pukul 13 21 WIB.
Ia tipikal komunikatif. Saat masuk ke ruangannya, langsung disambut dengan hangat sebelum masuk sesi wawancara. Pria yang akrab disapa Ardian itu bertugas di Pamekasan sejak 6 September 2021 lalu. Spirit kuat dalam menumpas korupsi di Indonesia menjadi prinsip kerjanya.
Ardian menempuh pendidikan SD hingga SLTA di tanah kelahiran. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Gelar sarjana hukum (SH) dan magister hukum (MH) diraihnya di kampus tersebut.
“Cita cita memang ingin menjadi bagian dari Aparat Penegak Hukum (APH), kalau tidak di polisi ya di jaksa,” tuturnya.
Segelas teh hangat menemani obrolan. Di tengah sesi wawancara, pojoksuramadu.com sempat bertanya soal hobi pria bergaya rambut Short Back and Sides ini. Ia suka main drum untuk mengisi waktu senggang, satu hobi yang susah untuk Ia tinggalkan.
“Musik itu soal hobi, soal darah daging, susah sekali saya tinggalkan,” tukas Ardian.
Karir Ardian dimulai saat Ia dinyatakan lulus dari Universitas Airlangga Surabaya, Fakultas Hukum tahun 2008. Penempatan pertama di Kejaksaan Negeri Katingan, Kalimantan Tengah. Setelah itu, pada tahun 2011 dia dipindahtugaskan ke Kejari Gresik. Tiga tahun kemudian, dia menuntaskan pendidikan jaksa di Badan Diklat Kejaksaan Agung. Setelah itu, Ia ditugaskan sebagai jaksa pertama di Kejari Kepulauan Morotai, Maluku Utara.
Dua tahun berselang, dia dipromosikan sebagai Kasi Intel di Kejari Bombana, Sulawesi Tenggara. Setelah itu, Ia kembali dipromosikan menjadi kasi pidana umum (pidum) di Kejari Kabupaten Probolinggo pada tahun 2018. Sejak menjabat Kasi Pidum Kejari Probolinggo ia kembali menuntaskan pendidikannya di Magister Hukum Unair Surabaya.
Dua tahun bertugas di Probolinggo, Ardian dipromosikan menjadi kepala Cabang Kejaksaan Negeri (Kacabjari) Ambon di Banda Naira, Maluku. Ia berhasil mengungkap kasus tindak pidana korupsi pekerjaan standar runway bandara udara Banda Naira dari tahun 2018-2021.
Ardian mengaku tak asing dengan tanah Madura. Ayahnya berasal dari Kabupaten Sampang sedang ibunya asli Jawa. Campuran Jawa-Madura itulah yang membuatnya mampu beradaptasi dengan masyarakat Kabupaten Pamekasan.
“Tugas abdi negara memang harus mampu menyesuaikan dengan tugasnya dimanapun dan dalam keadaan apapun,” terang Ardian.
Baginya, kunci sukses meraih cita-cita adalah dengan berbakti kepada orangtua. Pencapaiannya selama ini merupakan buah manis dari usaha kerasnya dan doa serta dorongan dari orang tua. Mencintai keluarga juga salah satu kunci suksesnya.
Saat terjun langsung sebagai bagian dari APH, orang tua Ardian berpesan agar dirinya menjauhi ketidakjujuran. Prinsip menjauhi ketidakjujuran itulah yang akan terus menjadi prinsip utamanya sebagai seorang abdi negara.
“Apapun pekerjaan kita jika sudah tidak jujur maka jelas akan hancur. Jujur pangkal mujur,” terangnya.
Bagi Ardian, masyarakat Kabupaten Pamekasan merupakan tipikal masyarakat yang unik. Ia menilai intensitas demo dan aspirasi dari kalangan aktivis serta masyarakat Pamekasan merupakan bagian dari demokrasi. Ia berharap agar masyarakat dan para aktivis di Kabupaten Pamekasan bisa menjadi partner bagi instansinya dalam mengawal kebijakan di Pamekasan.
“Media massa, insan pers, aktivis, dan para pemuda juga bagian dari mitra kerja kita bagaimanapun kami butuh masukan agar kinerja kami sesuai dengan undang-undang,” tutupnya. (Hasibuddin)