Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Trunojoyo Madura tengah menjalankan misi pengabdian masyarakat di Desa Jabung, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
Salah satu program unggulan yang mereka usung adalah pendampingan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan aktivasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.
Program ini digarap secara serius, diawali dengan survei dan sosialisasi langsung ke lapangan. Para mahasiswa turun dari rumah ke rumah, menyambangi pelaku UMKM yang telah direkomendasikan oleh Kepala Desa Jabung.
Tercatat ada 16 UMKM potensial yang menjadi sasaran utama pendampingan, dengan jenis usaha yang beragam, mulai dari penjual opak gambir, madumongso, katering makanan, hingga kedai camilan rumahan.
“Program ini kami rancang agar pelaku UMKM di Jabung dapat lebih maju secara administratif dan tidak tertinggal dalam sistem pembayaran digital,” ujar Koordinator Desa, Andy Iswayudi, di sela kegiatan pendataan UMKM.
Antusiasme warga terhadap program ini pun terus tumbuh seiring dengan keberhasilan para mahasiswa dalam memberikan pemahaman yang sederhana namun aplikatif. Pendekatan yang dilakukan secara door-to-door membuat suasana lebih hangat dan interaktif.
Para pelaku UMKM merasa tidak canggung untuk bertanya bahkan berkonsultasi langsung terkait tantangan yang mereka hadapi dalam mengembangkan usaha, mulai dari kendala pemasaran, keterbatasan modal, hingga kesulitan memahami sistem digital yang baru.
Dari hasil survei, diketahui bahwa sebagian besar pelaku usaha di Jabung belum memiliki NIB, meskipun telah menjalankan usahanya selama bertahun-tahun. Salah satunya adalah Bu Rinatun, seorang penjual makanan katering yang telah berjualan sejak 2003. Ia mengaku belum memiliki NIB dan belum terlalu tau mengenai pentingnya legalitas usaha.
“Saya baru tahu kalau usaha saya bisa didaftarkan dan mendapatkan izin resmi. Kalau bisa dibantu dari awal sampai selesai, saya sangat berterima kasih,” ungkap Bu Rinatun dengan antusias.
Mahasiswa juga menggandeng perangkat desa dan kader PKK untuk memperkuat kolaborasi dan memperluas jangkauan sosialisasi. “Kami harap ini bisa menjadi semacam gerakan bersama. Jadi setelah mahasiswa selesai KKN pun, kader-kader lokal bisa melanjutkan pendampingan,” ujar Daffa, salah satu anggota tim KKN.
Melalui program pendampingan ini, mahasiswa KKN membantu proses pembuatan NIB secara langsung, mulai dari pengisian data, pengunggahan dokumen, hingga pencetakan sertifikat NIB melalui situs OSS milik pemerintah.
Tak hanya itu, mahasiswa juga memberikan edukasi mengenai manfaat penggunaan QRIS sebagai sistem pembayaran praktis yang memudahkan pembeli hanya dengan memindai kode barcode melalui ponsel.
Bagi pelaku UMKM, pemanfaatan QRIS menjadi inovasi baru yang dapat meningkatkan daya saing usaha. “Dengan QRIS, transaksi jadi cepat dan nggak perlu repot cari uang kembalian.
Ini juga membuat usaha kami terlihat lebih profesional,” ungkap salah satu pelaku UMKM. Kegiatan ini disambut positif oleh pemerintah desa. Kepala Desa Jabung, Iwan Agus Wijayanto, S.T., menyampaikan bahwa inisiatif dari mahasiswa sangat membantu warganya, terutama mereka yang masih awam terhadap teknologi.
“Program seperti ini bisa menjadi langkah awal agar warga kami lebih siap menghadapi pasar digital,” ujarnya.
Sebagai bentuk komitmen, mahasiswa KKN juga menyusun modul panduan singkat pembuatan NIB dan penggunaan QRIS yang dicetak dan dibagikan ke warga.
Modul ini disusun dengan bahasa yang sederhana dan disertai gambar langkah demi langkah untuk memudahkan pemahaman.
Selain itu, mereka juga menyediakan hotline pendampingan melalui grup WhatsApp agar warga dapat mengakses bantuan secara daring apabila mengalami kendala di luar jam kunjungan lapangan.
Dengan semangat “Desa Tangguh, UMKM Maju”, mahasiswa UTM membuktikan bahwa keberadaan mereka di tengah masyarakat bukan sekadar menjalankan program, tetapi benar-benar membawa perubahan nyata.
Pendampingan ini akan berlangsung sepanjang masa KKN dan ditutup dengan pelaporan serta monitoring untuk menjamin keberlanjutan sistem yang telah dibangun
Segala proses yang dijalankan, harapannya tak hanya legalitas usaha yang tercapai, tetapi juga perubahan pola pikir masyarakat menuju UMKM yang adaptif dan siap bersaing di era digital.
Desa Jabung menjadi contoh bahwa kemajuan bisa dimulai dari inisiatif sederhana yang dibarengi semangat gotong royong dan niat tulus untuk berkembang bersama.