Dunia semakin berkembang di berbagai bidang, begitu pula di bidang ekonomi. Di era globalisasi, Unit Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu pilar utama dalam mendukung perekonomian Indonesia.
Beraneka ragam UMKM terbentuk dan tidak hanya dalam bentuk market fisik saja, tetapi juga secara online market. Online market juga bukan hal yang asing di telinga kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Sana Dajah. Namun, bagaimana dengan UMKM dalam online market?
Dalam sosialisasi kali ini pada hari Kamis, 10 Juli 2025, KKN 19 Universitas Trunojoyo Madura memperkenalkan UMKM dalam online market dan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). UMKM dalam online market menjadi bentuk bisnis yang kini tengah marak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Topik ini menjadi pembuka sosialisasi yang dilakukan oleh KKN 19. Rayhan sebagai pemateri pertama menjelaskan pembentukan UMKM dalam online market sebagai bentuk digitalisasi ekonomi di era modern.
Menyambung penjelasan sebelumnya, Wulan sebagai pemateri kedua menjelaskan QRIS, sebuah alternatif metode pembayaran digital. QRIS menggunakan kode QR sebagai media pembayaran, suatu hal yang belum familiar pada masyarakat Desa Sana Dajah. Kekhawatiran akan keamanan pembayaran pun juga diatasi melalui penjelasan pemateri mengenai tips mengetahui kode QR yang palsu. Wulan bersama Fadhil memberikan contoh pembayaran QRIS secara langsung di depan para peserta.
Penggunaan QRIS menarik minat kelompok PKK. Meskipun sudah sering diterapkan oleh pelaku usaha, tetapi QRIS juga dapat digunakan oleh pembeli. Selain itu, di luar konteks jual-beli, QRIS dapat digunakan sebagai metode transfer antar anggota yang lebih cepat dan efektif tanpa harus saling bertemu, apalagi Desa Sana Dajah terbagi dengan 8 dusun dengan jarak yang cukup jauh antar dusun.
Keunikan lainnya dari Desa Sana Dajah adalah kelapa sebagai komoditas utamanya yang akhirnya menjadi inspirasi untuk inovasi lebih lanjut bagi KKN 19 Universitas Trunojoyo Madura untuk mengembangkan produk UMKM berbasis kelapa. Kelapa masih sering dijual secara langsung, sehingga penghasilan yang didapatkan tidak sebanyak itu. Maka, bersama PKK Desa Sana Dajah, KKN 19 bergerak untuk mengembangkan suatu produk dari kelapa, yaitu coco jelly yang sedang viral belakangan ini.
Coco jelly adalah agar-agar yang dibentuk dari air kelapa sehingga menyerupai daging kelapa. Air kelapa yang digunakan berasal dari kelapa muda yang biasa disebut sebagai degan. Alasan dipilihnya coco jelly adalah pembuatannya yang mudah dan bisa disimpan dalam jangka waktu lebih lama di dalam kulkas.
Coco jelly yang juga cepat dibuat pun tidak akan mengganggu kesibukan kelompok PKK. Dengan bahan yang mudah serta murah untuk didapatkan, coco jelly dapat dijual dengan rentang harga Rp15.000 – Rp35.000 sesuai berbagai variasinya.
Tidak hanya sampai itu saja, Fadhil sebagai pemateri ketiga mengundang kelompok PKK untuk membuat coco jelly bersama. Dengan menggunakan air kelapa muda, bumbu agar-agar, gula secukupnya, dan air, kelompok PKK didampingi KKN 19 membuat coco jelly bersama. Dalam proses pembuatannya, gula tidak digunakan dalam jumlah banyak karena sudah ada kandungan gula dalam air kelapa muda, sehingga coco jelly tidak membutuhkan banyak gula.
“Ini (coco jelly) baru pertama kali buat, tapi keliatannya enak,” ujar salah seorang Ibu PKK usai pembuatan coco jelly.
Selain berpotensi untuk meningkatkan perekonomian di Desa Sana Dajah, kegiatan sosialisasi ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan kreativitas kelompok PKK Desa Sana Dajah.
Bahkan KKN 19 memberikan dukungan penuh dalam pengembangan lebih lanjut dari produk UMKM berbasis kelapa seperti memberikan contoh desain kemasan yang dapat digunakan oleh kelompok PKK sebagai referensi untuk desain produk mereka dan menawarkan diri untuk mempromosikannya bersama. Semangat ini mendapat apresiasi dari Kepala Desa Sana Dajah yang juga ikut bergabung dalam praktik pembuatan coco jelly bersama.


