POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Sejumlah Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Kabupaten Pamekasan, fasilitas di gedung aula dan membakar pos satpam saat berunjuk rasa menuntut keringanan uang kuliah tunggal (UKT), Jumat (30/7/2021).
Beberapa aksi anarkis itu terekam video dan tersebar hingga ke media sosial. Nampak kaca gedung pecah, dan sisa-sisa bakaran ban di sejumlah fakultas. Aksi demontrasi keringan UKT ini dimotori oleh Dewan Mahasiswa Kampus dengan sejumlah organisasi mahasiswa.
“Salah satu pimpinan kampus sudah mengancam dengan pencabutan beasiswa hingga tidak akan meluluskan mata kuliah bagi mahasiswa yang turun ikut demo,” terang Korlap Aksi Syaiful Bahri.
Menurutnya, ancaman tersebut bahkan disampaikan kepada pihak keluarga dari masing-masing siswa. Pria yang juga Ketua Bem Kampus ini beralasan, para mahasiswa kesal lantaran dua kali aksi demo justru tidak ditanggapi oleh pimpinan kampus.
“Kami cuma minta penurunan uang UKT namun pihak kampus justru tidak menanggapi,” terangnya.
Alasan UKT minta diturunkan, kata dia, disebabkan karena ada kebijakan kampus yang dinilai tidak mempertimbangkan aspek ekonomi mahasiswa. Terlebih di masa kini tidak sedikit masyarakat yang tercekik ekonomi akibat pandemi covid.
Rektor IAIN Madura Mohammad Kosim menegaskan penurunan uang UKT dinilai sudah cukup tinggi bila dibandingkan dengan kampus lain di Indonesia, yakni sudah mencapai 20 persen sampai 25 persen. Akan tetapi, ia heran mahasiswa masih kembali menuntut minta penurunan.
Ia juga menyayangkan aksi anarkis mahasiswa yang membakar sejumlah fasilitas kampus. Pasalnya tindakan itu bisa merusak nama baik kampus.
“Saya tidak menemui mereka, karena sakit. Saya sudah tugaskan wakil rektor untuk menemui, tapi mereka malah yang menolaknya,” kata Kosim. (Hasibuddin)