Pojoksuramadu.com – Bangkalan, 2 September 2023 Program MBKM KKN-T yang diselenggarakan prodi Manajemen Sumberdaya Perairan melakukan pembukaan sekaligus sosialisasi pengembangan kepiting bakau (Scylla serrata) menjadi kepiting soka (karapas lunak).
Pelaksanaan pembukaan sosialisasi dilakukan pada pukul 07.00 sampai 11.30 WIB di Balai Talon.
Mahasiswa yang mengikuti program pengabdian kepada masyarakat MBKM KKN-T dengan tema ‘’Pelatihan Budidaya Kepiting Karapas Lunak (Soka) yakni Tarisa Sholikha Wati, Nisrina dan Rahman.
Kegiatan pembukaan Mbkm kkn-t dihadiri oleh Dosen dan mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan dan aparat desa.
Mahasiswa MBKM KKN-T dibimbing oleh Bapak Ibu Dosen yang berperan penting dalam jalannya kegiatan MBKM-KKNT yakni Bapak Dr. Haryo Triajie, S.Pi., M.Si, Ibu Indah Wahuni Abida, S.Pi., M.Si dan Bapak Dr. Firman Farid Muhsoni, S.Pi., M.Sc. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Koordinator Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan Bapak Abdus Salam Juanedi, S.Si., M.Si. Program kerja yang bertema “Pelatihan Budidaya Kepiting Karapas Lunak (Soka) dapat dijadikan program MBKM KKN-T sekaligus topik penelitian yang dilakukan mahasiswa yang bernama Tarisa Sholikha Wati, Nisrina dan Rahman.
Budidaya merupakan salah satu kegiatan usaha yang dilakukan oleh pembudidaya untuk memelihara dan mengambangkan sumberdaya perikanan dengan hasil yang lebih banyaK.Usaha budidaya yang dilakukan oleh masyarakat Talon bergerak pada budidaya kepiting Bakau (Scylla serrata, sehingga dilakukan upaya pengembangan kepiting lunak dengan melakukan moulting pada kepiting.
Moulting dilakukan dengan cara memutilasi bagian kaki jalan kepiting, Pemeliharaan budidaya bakau (Scylla serrata) dilakukan pada sistem apartemen dengan jumlah 50 kotak.
Pemeliharaan kepiting dilakukan dengan meletakkannya pada masing-masing kotak, dimana tiap kotak apartment hanya terdapat 1 ekor kepiting. Budidaya kepiting bakau yang dilakukan oleh ibu-ibu PKK Talon hanya pada proses pemeliharaan dan pembesaran saja, sehingga dilakukan upaya pengembangan kepiting bakau (Scylla serrata) menjadi kepiting berkarapas lunak (Soka) untuk menghasilkan nilai jual yang tinggi.
Pengembagan kepiting bakau (Scylla serrata) menjadi kepiting soka dilakukan dengan memperhatikan kualitas air pada sistem filtrasi apartemen.
Kualitas air yang baik dan sesuai dengan habitat kepiting dapat mempercepat proses pergantian karapas (moulting), sehingga perlu diperlukan penanganan khusus seperti monitoring kualitas air dengan mengecek nilai pH, salinitas dan membersihkan sisa pakan yang menyebabkan kualitas air menjadi tidak baik.
Kepiting berkarapas lunak (soka) mempunyai keunggulan yang menjadikan kepiting soka memiliki nilai jual yang tinggi apabila dikembangkan dengan baik. Kepiting soka memiliki nilai pasar yang sangat tinggi dan termasuk jenis kepiting yang disukai masyarakat, hal ini dikarenakan seluruh bagian tubuh kepiting dapat dikonsumsi.
Pengembangan budidaya kepiting bakau (Scylla serrata) yang terdapat di Talon perlu dilakukan pengembangan menjadi kepiting Soka, sehingga pengembangan kepiting dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi daripada pengembangan yang hanya dilakukan pada pembesaran kepiting.
Budidaya kepiting soka memerlukan pendampingan dalam melakukan proses mutilasi yang dilakukan pada kepiting bakau. Proses mutilasi kepiting yang dilakukan sesuai dengan teknik yang telah ditentukan, maka proses pengembangan kepiting bakau menjadi kepiting sooka dapat berjalan dengan baik’’, ucap Tarisa selaku Mahasiswa MBKM KKN-T
Harapannya sosialisasi pengembangan usaha budidaya kepiting bakau (Scylla serrata) menjadi kepiting karapas lunak (soka) dapat memberikan manfaat, khususnya bagi ibu-ibu PKK Talon yang melakukan budidaya kepiting.
Pelatihan dalam meningkatkan nilai jual kepiting, nantinya dapat memberikan keuntungan yang lebih baik, sehingga usaha budidaya kepiting yang dilakukan dapat berkembang seiring berjalannya waktu. Kepiting karapas lunak (soka) memiliki daya tarik yang cukup tinggi, sehingga prospek pasar yang dihasilkan cukup besar dalam memproduksi kepiting soka.
Kandungan gizi kepiting soka lebih tinggi dibandingkan kepiting biasa, hal ini disebabkan bagian tubuh pada kepiting soka dapat dikonsumsi’’, kata Bapak Dr. Haryo Triajie, S.Pi., M.Si